Sunday, December 27, 2015

Wisata Gurun Pasir ke Padang Badar

(dimuat di Leisure Republika, Oktober 2012)

Oleh : Jihan Davincka
***
Badr, Saksi Sejarah

Umat muslim mana yang tidak mengenal Badr (biasa dilafalkan dengan Badar)? Kalau mendengar kata Badr, yang terlintas pertama kali adalah Perang Badr. Perang besar pertama yang terjadi setelah Rasulullah hijrah ke kota Madinah. Terjadi di pertengahan bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriyah. Dimana pasukan muslim berhasil memenangkan pertempuran menghadapi jumlah musuh yang jauh lebih besar.

Salah satu perang penting dalam sejarah awal Islam ini pun disebut-sebut dalam alquran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam surah Al-Anfal yang menceritakan perihal Perang Badr ini.

Perang Badr terjadi di wilayah yang sekarang ini dikenal sebagai kota Badr. Sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 256 km dari Jeddah. Jarak ini bisa ditempuh dengan menyetir mobil selama 2.5 jam.



Tugu makam para Syuhada di Badar Arab Saudi
Tugu Nama Para Syuhada di Badar, foto : Dani Rosyadi 


Tapi kami sekeluarga dan teman-teman mengunjungi kota ini dalam perjalanan pulang dari Madinah menuju Jeddah. Dengan membanting setir sedikit, kita bisa mampir ke Badr dulu. Dari Madinah, Badr cuma berjarak sekitar 130 km saja.

Kami beberapa kali mengunjungi Badr. Pernah pula menyetir langsung dari Jeddah menuju Badr. Infrastruktur jalanan ke Badr, baik dari Jeddah maupun Madinah, sangat terjamin. Jalanannya lebar dan mulus seperti kebanyakan jalan tol antar kota di negara Saudi pada umumnya.

Petualangan Padang Pasir

Beberapa puluh kilo sebelum memasuki wilayah Badr, kiri kanan jalan akan didominasi oleh bukit-bukit batu nan tandus. Setelah memasuki Badr, bukit-bukit batu perlahan-lahan terganti dengan bukit-bukit pasir. Perbukitannya sangat landai sehingga terlihat membentuk padang pasir yang sangat luas. Kota Badr memiliki kontur berbukit-bukit.

Kami memilih untuk menepi di perbukitan yang berpasir halus tanpa kerikil. Bisa terlihat dari warnanya yang coklat muda tanpa ada bintik-bintik hitam dari kejauhan. Bintik - bintik hitam ini biasanya berupa hamparan batu-batu kerikil atau batu-batu biasa yang berukuran agak kecil dan sedang.

Pemandangannya memang luar biasa. Saat itu Saudi sedang memasuki awal musim dingin. Suhu siang hari di Badr memang masih cukup tinggi, sekitar 32 derajat. Tapi angin bertiup sepoi-sepoi.
Panasnya tidak begitu terik dan tidak gerah. Sehingga anak-anak kami bebas berlari-lari di perbukitan pasir. Anak bungsu saya yang masih bayi  pun sama sekali tidak rewel di gendongan. 


Badar padang pasir Arab Saudi


Pasirnya tidak terasa panas di kulit. Tanpa angin, pasirnya hanya berhamburan bila terinjak kaki.
Melalui kaca jendela ketika mobil masih melaju, saya menjadi bertanya-tanya melihat pemandangan di luar. Tadinya saya menebak-nebak apakah perbukitan pasir itu beralaskan gunung batu juga?

Begitu menjejakkan kaki di atas pasirnya barulah rasa penasaran saya terjawab. Rasanya empuk sekali. Begitu mendaki ke atas, kaki kita seolah akan tersedot oleh timbunan pasir. Benar-benar tumpukan pasir membentuk bukit, bukan bukit batu beralas pasir. Sebaiknya berjalan-jalan dengan membuka alas kaki agar butiran pasir tidak ikut menyusup masuk dan langkah tidak terasa berat.


Padang Badar di Arab Saudi


Setelah mencapai dataran bukit pasir yang agak tinggi, terlihatlah hamparan gurun pasir yang sangat luas. Tampak pula jalan-jalan raya berliku yang membelah gurun. Pemandangan yang cukup unik yang belum tentu bisa dinikmati di banyak tempat.

Jika mengunjungi Padang Badr di puncak musim dingin yang menyapa negara Saudi, siap-siap saja menggigil kedinginan. Suhu gurun di pertengahan musim dingin saat menjelang sore hingga malam hari akan turun menyentuh angka di bawah 10 derajat.

Setelah puas menikmati padang pasirnya, saatnya menjajal kota Badr. Dari areal Padang Pasir tadi hanya butuh sekitar setengah jam untuk mencapai pemukiman penduduk di tengah kota. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengunjungi makam para syuhada Badr.

Tak sulit untuk menemukan lokasi makam yang terletak di tengah kota. Hampir semua penduduk di sana tahu pasti letaknya. Cukup katakan "makam?", mereka sudah paham dan akan menunjukkan jalannya.

Sekalipun mengalami kemenangan, tidak sedikit sahabat rasul yang mati syahid dalam perang ini. Tercatat ada 14 orang sahabat yang gugur. Nama-nama keempat belas para syuhada Badr diabadikan dalam sebuah monumen khusus. Monumen ini berdiri tegak di depan areal pemakamannya.

Areal pemakamannya sendiri tertutup untuk umum. Semua sisi-sisi makam dipagari  dengan tembok beton. Untungnya tembok tersebut tidak terlalu tinggi. Kita bisa menyusun batu-batu di pinggiran dinding dan memanjat batu-batu itu untuk melongok ke dalam.

Sembari mengintip dari atas dinding dan membacakan doa untuk para syuhada, banyak juga yang mengabadikan gambar melalui kamera. Menurut beberapa orang pengunjung lain di sana, seharusnya ada penjaga makam yang bisa membukakan gerbang agar kita bisa ziarah langsung ke dalam. Tapi saat kami ke sana, petugas yang dimaksud sedang tidak ada.

Akomodasi di Badr

Kami tidak pernah menginap di Badr. Tujuan utama saat ke sana biasanya memang hanya ingin bertualang sebentar di padang pasirnya. Banyak tempat yang bagus untuk mengambil foto. Dan pemandangannya yang berkesan tak pernah terasa membosankan.

Di Badr akan sangat sulit menemukan tempat penginapan. Kotanya sangat kecil dan sepi. Kontur kota yang didominasi bukit batu dan padang pasir nan tandus tidak membuat kita leluasa menghabiskan waktu lama di sana.


Wisata ke Padang Badar Arab Saudi


Jika ingin menginap, lebih baik mencari penginapan di kota besar terdekat. Dari Badr, kita bisa menginap ke Yanbu, yang berjarak sekitar 90 km saja. Kota industri yang punya pesisir pantai yang cantik. Di sekitar pesisirnya inilah banyak terdapat hotel berbintang lima, resort dari berbagai kelas, dan tidak ketinggalan penginapan berupa full service apartment. Harga penginapan di Yanbu bervariasi. Sekitar 150 riyal per malam hingga mencapai seribuan riyal per malam.

Soal makanan jangan risau. Meskipun tak mungkin menemukan rumah makan khas Indonesia di kota Badr, tak sulit menemukan rumah makan yang menyajikan nasi beraroma khas Arab beserta menu kebabnya. Masakan kebab, yang biasanya terdiri dari daging sapi/ayam/kambing, memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan sate. Cita rasanya cocok dengan lidah Asia kita.

Harga makanan relatif lebih mahal daripada harga masakan sejenis di kota Jeddah. Butuh sekitar 20 - 25 riyal per orang untuk sekali makan.

2 comments:

  1. WhatsApp 085 244 015 689
    Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D

    ReplyDelete